Kamis, 06 Desember 2012

Biosintesis Kolesterol


KOLESTEROL

Kolesterol merupakan senyawa lemak komplek, 80% kolesterol dihasilkan dari dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat makanan) dan memiliki bermacam-macam fungsi, antara lain membentuk dinding sel. Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita konsumsi dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah (Pfizer Indonesia, 2007).

Kolesterol diproduksi oleh hati sebesar 80 %, melalui rangkaian pembentukan senyawa yang terdiri atas HMG (hidroksimetilglutaril)-Koenzim A, mevalonat, skualen, lanosterol, dan akhirnya kolesterol. Penghambatan enzim hidroksilase dan reduktase, yang diperlukan untuk perubahan HMG-Koenzim A menjadi mevalonat dapat mengurangi produksi kolesterol (Andry, 2001).
Biosintesa Kolesterol
Kolesterol disintesa di dalam hati, korteks adrenal, usus, kulit, dan aorta. Sintesa berlangsung di sitosol dan mikrosom sel jaringan tersebut.
Tahapannya sebagai berikut:
1.    Pembentukan mevalonat dari asetil koA
2.    Pembentukan squalene dari mevalonat
3.    Perubahan dari squalene menjadi lanosterol yang selanjutnya berubah menjadi kolesterol
Urutan reaksi:
1.   Pembentukan asetil koA. Molekul asam asetat diaktifkan menjadi asetil koA dengan menggunakan energi yang berasal dari ATP dan dikatalisis oleh enzim asetil koA sintetase.
2.     Dua molekul asetil koA berkondensasi membentuk asetoasetil koA. Enzim yang bekerja di sini adalah tiolase.
3.  Asetoasetil koA berkondensasi dengan molekul asetil koA membentuk HMG koA. Enzim yang mengkatalisis adalah HMG koA sintetase. Proses ini memerlukan air dan menghasilkan produk sampingan berupa koA-SH.
4.   HMG koA direduksi oleh reduktase dengan bantuan NADPH dan H. Hasilnya akan terbentuk mevalonat.
5.     Mevalonat mengalami 3 deretan reaksi yang menyangkut fosforilasi oleh 3 ATP dan menghilangkan 1 atom karbon mevalonat. Terbentuk unit isoprenoid. Produk sampingan berupa karbon dioksida dan air.
6.        Dua unit isoprenoid berkondensasi membentuk geranil pirofosfat dengan 10 atom C.
7.     Satu molekul isoprenoid berkondensasi lebih lanjut dengan geranil pirofosfat untuk membentuk farnesil pirofosfat.
8.        Dua molekul farnesil pirofosfat bergabung membentuk squalene dengan 30 atom C.
9.        Penutupan cincin untuk membentuk lanosterol.
10.    Lanosterol diubah menjadi 14-desmetil lanosterol (kehilangan gugus metil) àzimosterol à desmosterol à kolesterol.
Secara rinci berikut skema dari biosintesis kolesterol:
 
 


3 komentar:

  1. Pada biosintesis kolesterol, bagaiamana reaksi terjadi pada saat lanosterol berubah menjadi kolesterol?

    BalasHapus
  2. Perubahan lanosterol menjadi kolesterol berlangsung dengan pelepasan tiga gugus metal (dua dari atom karbin nomer 4 dan satu dari atom karbon nomer 14), reduksi ikatan rangkap dari rantai samping kolestero, dan pemindahan ikatan rangkap dari posisi-8,9 ke posisi-5,6 dalam cincin B.
    Perubahan lanosterol menjadi kolesterol dapat berlangsung melalui salah satu dari dau jalur reaksi, yaitu melalui pembentukan demosterol atau melalui 7-dehidrokolesterol.

    BalasHapus
  3. konversi lanosterol melibatkan beberapa reaksi, dikatalisasi oleh enzim yang berhubungan dengan membran retikulum endoplasma. pembentukan kolesterol dan lanosterol mengalami reaksi-reaksi penting berikut : Reduksi atom karbon dari 30C menjadi 27C. Penghilangan dua gugus metil dari C4 dan satu gugus metil dari C14. Pemindahan ikatan rangkap dari C8 ke C5. Reduksi ikatan rangkap antara C24 dan C25. setelah keempat reaksi penting di atas selesai, kolesterol akhirnya terbentuk.

    BalasHapus