KOLESTEROL
Kolesterol merupakan senyawa lemak
komplek, 80% kolesterol dihasilkan dari dalam tubuh (organ hati) dan 20%
sisanya dari luar tubuh (zat makanan) dan memiliki bermacam-macam fungsi,
antara lain membentuk dinding sel. Kolesterol yang berada dalam zat makanan
yang kita konsumsi dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah (Pfizer
Indonesia, 2007).
Kolesterol diproduksi oleh hati sebesar
80 %, melalui rangkaian pembentukan senyawa yang terdiri atas HMG (hidroksimetilglutaril)-Koenzim
A, mevalonat, skualen, lanosterol, dan akhirnya kolesterol. Penghambatan enzim
hidroksilase dan reduktase, yang diperlukan untuk perubahan HMG-Koenzim A
menjadi mevalonat dapat mengurangi produksi kolesterol (Andry, 2001).
Biosintesa Kolesterol
Kolesterol disintesa di dalam hati, korteks
adrenal, usus, kulit, dan aorta. Sintesa berlangsung di sitosol dan mikrosom
sel jaringan tersebut.
Tahapannya sebagai berikut:
1.
Pembentukan mevalonat dari asetil
koA
2.
Pembentukan squalene dari mevalonat
3.
Perubahan dari squalene menjadi
lanosterol yang selanjutnya berubah menjadi kolesterol
Urutan reaksi:
1. Pembentukan asetil koA. Molekul
asam asetat diaktifkan menjadi asetil koA dengan menggunakan energi yang
berasal dari ATP dan dikatalisis oleh enzim asetil koA sintetase.
2. Dua molekul asetil koA
berkondensasi membentuk asetoasetil koA. Enzim yang bekerja di sini adalah
tiolase.
3. Asetoasetil koA berkondensasi
dengan molekul asetil koA membentuk HMG koA. Enzim yang mengkatalisis adalah
HMG koA sintetase. Proses ini memerlukan air dan menghasilkan produk sampingan
berupa koA-SH.
4. HMG koA direduksi oleh reduktase
dengan bantuan NADPH dan H. Hasilnya akan terbentuk mevalonat.
5. Mevalonat mengalami 3 deretan
reaksi yang menyangkut fosforilasi oleh 3 ATP dan menghilangkan 1 atom karbon
mevalonat. Terbentuk unit isoprenoid. Produk sampingan berupa karbon dioksida
dan air.
6.
Dua unit isoprenoid berkondensasi
membentuk geranil pirofosfat dengan 10 atom C.
7. Satu molekul isoprenoid
berkondensasi lebih lanjut dengan geranil pirofosfat untuk membentuk farnesil
pirofosfat.
8.
Dua molekul farnesil pirofosfat
bergabung membentuk squalene dengan 30 atom C.
9.
Penutupan cincin untuk membentuk
lanosterol.
10.
Lanosterol diubah menjadi
14-desmetil lanosterol (kehilangan gugus metil) Ã zimosterol Ã
desmosterol à kolesterol.
Secara
rinci berikut skema dari biosintesis kolesterol:
Pada biosintesis kolesterol, bagaiamana reaksi terjadi pada saat lanosterol berubah menjadi kolesterol?
BalasHapusPerubahan lanosterol menjadi kolesterol berlangsung dengan pelepasan tiga gugus metal (dua dari atom karbin nomer 4 dan satu dari atom karbon nomer 14), reduksi ikatan rangkap dari rantai samping kolestero, dan pemindahan ikatan rangkap dari posisi-8,9 ke posisi-5,6 dalam cincin B.
BalasHapusPerubahan lanosterol menjadi kolesterol dapat berlangsung melalui salah satu dari dau jalur reaksi, yaitu melalui pembentukan demosterol atau melalui 7-dehidrokolesterol.
konversi lanosterol melibatkan beberapa reaksi, dikatalisasi oleh enzim yang berhubungan dengan membran retikulum endoplasma. pembentukan kolesterol dan lanosterol mengalami reaksi-reaksi penting berikut : Reduksi atom karbon dari 30C menjadi 27C. Penghilangan dua gugus metil dari C4 dan satu gugus metil dari C14. Pemindahan ikatan rangkap dari C8 ke C5. Reduksi ikatan rangkap antara C24 dan C25. setelah keempat reaksi penting di atas selesai, kolesterol akhirnya terbentuk.
BalasHapus